Ngentot Dengan Mbak Lala yang Montok Dan Menggoda 2




"Terus jelas, Ndrew.. habis geram-marah barusan, Mbak bersihkan memek dari sperma kamu serta disiram air dingin agar Mbak tidak ikut-ikutan horny. Tapi… Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak tidak pernah melihat seperti punyai kamu. Imut, tetapi di meki Mbak kerasa tuch." Sahutnya sekalian tersenyum. Serta tanpa ada menanti jawabanku, dikulumnya penisku saat itu juga hingga saya tersentak dibuatnya. 

Mbak Lala demikian rakus melumat penisku yang ukurannya biasa saja. Serta saya merasai penisku mentok sampai ke kerongkongannya. Dengan cara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami sekarang ini 69. Serta, Ya Tuhan, Mbak Lala telah melepas CD nya. Saya lihat memeknya semakin membesar merah. Labia mayoranya cukup menggelambir, seakan menantangku untuk dijilat serta disedot. Tidak kusia-siakan, selekasnya kuserbu dengan bibirku.. "SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. begitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh" Mbak Lala mendesah meredam nikmat. Akupun nikmati memeknya yang rupanya benar-benar becek. Saya senang sekali dengan cairannya. "Itilnya.. dong… Ndrew.. mm.. IYAA… AAHH… KENA AKU… AMPUUNN NDREEWW.." Mbak Lala semakin keras mendesah serta melenguh. Goyangan pinggulnya semakin liar serta tidak teratur. Memeknya semakin memeras serta semakin becek. Kadang-kadang jariku kumasukkan ke dalamnya sekalian terus mengisap clitorisnya. Tetapi ternyata kemahiran lidah serta jariku kalah dengan kemahiran lidah Mbak Lala. Faktanya saya berasa ada yang menekan penisku, seakan ingin menyembur. "Mbak… ingin keluar nih…" kataku. Tetapi Mbak Lala tidak memedulikan ucapanku serta semakin ganas mengulum tangkai penisku. Saya semakin tidak tahan serta.. crrootts… srssrreett… ssrett… spermaku muncrat di muutu Mbak Lala. Dengan rakusnya Mbak Lala menyekakan spermaku ke mukanya serta menelan bekasnya. "Ndrewww.. kamu ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih…" pintanya. Saya cuma dapat mmeringis meredam geli, sebab Mbak Lala meneruskan menyedot penisku. Anehnya, penisku seperti mengikuti tekad Mbak Lala. Bila barusan langsung lemas, rupanya kesempatan ini penisku dengan gampangnya bangun lagi. Kemungkinan sebab impak lendir memek Mbak Lala karena di saat yang sama saya repot nikmati itil serta cairan memeknya, saya jadi gampang terangsang lagi. Mendadak Mbak Lala bangun serta melepas dasternya. "Lepas bajumu semua, Ndrew" perintahnya. Saya mengikuti perintahnya serta terperangah lihat panorama indah di depanku. Buah dada itu membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting serta ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting itu betul-betul tegak ke atas seakan melawan kelelakianku untuk mengulumnya. Selekasnya Mbak Lala berlutut di atasku, serta tangannya menuntun penisku ke lubang memeknya yang panas serta basah. Bless… sshh… "Aduhh… Ndrew… tititmu keras sekali yah…" rintihnya. "kok dapat seperti kayu sich…?" Mbak Lala dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, kadang-kadang diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek karena memeknya yang basah semakin keras. Tidak kusia-siakan, kulahap habis ke-2 putingnya yang melawan, rakus. Mbak Lala semakin keras goyangnya, serta saya merasai badan serta memeknya semakin panas, nafasnya semakin mengincar. Lama-lama pergerakan pinggul Mbak Lala semakin cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya mengincar serta sekejap kurasakan badannya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya ketahan. "MMFF… SSHSHH.. AAIIHH… OUUGGHH… NDREEWW… MBAK KELUAARR… AAHHSSHH…" Mbak Lala menjerit serta mengeluh bersamaan dengan pucuk kesenangan yang sudah dicapainya. Memeknya sangat terasa panas serta pergerakan pinggulnya demikian liar hingga saya merasai penisku seperti dipelintir. Serta pada akhirnya Mbak Lala ambruk di atas dadaku dengan air muka penuh kenikmatan. Saya tersenyum penuh kemenangan karena saya mampu bertahan… Tidak diduga, sesudah istirahat sesaat, Mbak Lala berdiri serta duduk di tepi spring bed. Ke-2 kakinya mengangkang, punggungnya cukup ditarik ke belakang serta ke-2 tangannya menyokong badannya. "Ndrew, mari cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasa-rasanya kencang lagi.." pintanya 1/2 memaksakan. Apa bisa buat, kuturuti tekadnya itu. Perlahan-lahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek serta itilnya. Memek Mbak Lala mulai memeras lagi, itilnya langsung menegang, serta lendirnya terlihat mambasahi dinding memeknya. "SShh.. mm.. Ndrew.. kamu jail sekali siicchh… oohh…" rintihnya. "Masukin saja, yang… jangan siksa saya, pleeaassee…" rengeknya. Dengar ia mendesah serta merengek, saya semakin bertafsu. Perlahan-lahan kumasukkan penisku yang masih tegak ke memeknya yang rupanya benar-benar becek serta berasa panas karena masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan-lahan, kadang-kadang dengan pergerakan mencangkul serta memutar. Mbak Lala mulai resah, nafasnya semakin mengincar, badannya semakin gemetar. Tidak lupa jemari tengahku mainkan serta menggosok clitorisnya yang rupanya betul-betul sekeras serta sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, serta tampaklah lubang itu menganga kemerahan.. basah sekali.. Pergerakan jariku di itilnya semakin kupercepat, Mbak Lala semakin tidak karuan pergerakannya. Kakinya mulai kejang serta gemetar, demikian juga sekujur badannya mulai bergetar serta mengejang berganti-gantian. Lubang memek itu semakin becek, nampak lendirnya meleleh dengan derasnya, serta selekasnya saja kusambar dengan lidahku.. direguk habis semua lendir yang meleleh. Tentunya tindakanku ini mencengangkan Mbak Lala, berasa dari pinggulnya yang tersentak keras bersamaan dengan jilatanku di memeknya. Kupandangi memek itu lagi, serta saya lihat ada seperti daging kemerahan yang muncul keluar, bergerinjal berwarna merah seakan-akan akan keluar dari memeknya. Serta nafas Mbak Lala mendadak ketahan disertai teriakan kecil.. serta ssrr… ceerr.. saya merasai ada cairan hangat muncrat dari memeknya. "Mbak.. sudah keluar?", tanyaku. "Beluumm.., Ndreew.. mari sayang.. masukin ****** kamu… saya hampir sampaaii.." erangnya. Ternyata Mbak Lala sampai terkencing-kencing meredam nikmat. Karena panorama itu saya berasa ada yang menekan ingin keluar dari penisku, serta selekasnya saja kugocek Mbak Lala semaksimal mungkin serta secepat saya dapat, hingga kemudian.. "NDREEWW… AKU KELUAARR… OOHH… SAYANG… MMHH… AAGGHH… UUFF…", Mbak Lala menjerit serta mengeluh tidak karuan sekalian mengejang-ngejang. Bola matanya terlihat memutih, serta saya berasa jepitan di penisku demikian kuat. Pada akhirnya jebol pertahananku.. "Mbak.. saya ingin muncrat nich.." kataku. "Keluarin sayang… mari sayang, keluarin di dalem… saya ingin kehangatan spermamu sekali lagi…" pintanya sekalian menggoyahkan pinggulnya, menepuk pantatku serta meremas pinggulnya. Saat itu .. Jrruuoott… jrroott… srroott.. "Mbaakk.. MBAAKK… OOGGHH… AKU MUNCRAT MBAAKK…" saya berteriak. "Hmm.. mari sayang… mengeluarkan semua… butuhkan semua… nikmati, sayang… ayo… oohh… hangat… hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh…" desah Mbak Lala manja merangsang. Akupun terkulai di atas badan moleknya dengan nafas satu dua. Betul-betul malam jahanam yang melelahkan sekaligus juga malam surgawi. "Ndrew, terima kasih ya… kamu dapat melepas keinginanku.." Mbak Lala tersenyum senang sekali.. "He-eh.. Mbak.. saya .." balasku. "Saya terima kasih bisa nikmati badan Mbak. Terus jelas, semenjak melihat Mbak, saya ingin bersetubuh dengan Mbak. Tetapi saya sadar itu tidak kemungkinan berlangsung. Bagaimana dengan keluarga kita jika sampai tahu." "Waahh.. kurang ajar kau ya…" kata Mbak Lala sekalian menekan hidungku. "Saya tidak sangka jika adik sepupuku ini pemikirannya ngesex selalu. Tetapi, saat ini mimpi kamu jadi fakta kan?" "Iya, Mbak. Terima kasih sekali.. saya bisa nikmati semua anggota badan Mbak." Jawabku. "Kamu pengalaman pertama kaliku, Ndrew. Tujuan Mbak, ini pertama-tama Mbak bersetubuh dengan lelaki kecuali Mas Adit. tidak ada yang aneh kok. Titit Mas Adit jauh semakin besar dari punyai kamu. Mas Adit perkasa, soalnya Mbak berulang-kali keluar jika lagi gabung sama masmu itu" sahutnya. "Terus, kok keliatan senang sekali? Mencari macam ya?" saya menanyakan. "Ini kali pertamanya saya sampai terkencing-kencing meredam enaknya gesekan jemari serta tititmu itu. Suer, baru kesempatan ini Mbak sampai pipisin kamu semua. Kamu tidak jijik?" "Ooohh.. itu toh..? Mengapa harus jijik? Malah saya semakin horny.." saya tersenyum.

Demikian mengenai Narasi Sex Hot Dewasa - Ngentot Dengan Mbak Lala yang Montok Serta Merayu Oughh

Popular posts from this blog

Sekertarisku adalah Pemuasku

Asyiknya Bercinta Di Mess Kantor